Pada akhir tahun 2020 Pemerintah menargetkan 100% rumah di Indonesia teraliri listrik, atau yang lebih sering disebut dengan Program peningkatan Rasio Elektrifikasi. Hingga saat ini, Rasio Elektrifikasi Nasional sebesar 98,8%. Yuk kita simak penjelasan berikut tentang usaha pemerintah meningkatkan Rasio Elektrifikasi nasional karena #ListrikUntukSemua #EnergiBerkeadilan
Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah untuk mewujudkan rasio elektrifikasi 100%. Mulai dari percepatan program pembangunan pembangkit 35.000 Mega Watt (MW), dan pengembangan potensi energi terbarukan setempat yang terus digarap, semua ini merupakan usaha untuk menjadikan KebijakanBerdampak agar Listrik Untuk Semua bisa dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Dan tentunya untuk mewujudkan EnergiBerkeadilan.
Kemudian, untuk menjangkau masyarakat di daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal), Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) terus dibagikan. Juga diikuti dengan bantuan Pasang Baru Lsitrik Gratis. Ini merupakan bagian dari uapaya untuk mewujudkan Listrik Untuk Semua Kebijakan Berdampak EnergiBerkeadilan.
Kementerian ESDM bersama dengan Badan Usaha di Sektor ESDM menggagas KESDMPeduli dengan membantu biaya pasang baru listrik 450 VA untuk pelanggan rumah tangga tidak mampu. Inisiatif ini dilakukan agar semakin banyak msyarakat yang merasakan Listrik Untuk Semua dan semakin terwujudnya Energi Berkeadilan.
Biaya pemasangan yang dibutuhkan untuk program ini kurang lebih sekitar Rp. 700.000 per rumah Listrik Untuk Semua Kebijakan Berdampak Energi Berkeadilan.
Hingga akhir September 2019, telah tersambung 328.489 sambungan listrik gratis hasil kontribusi pegawai Kementerian ESDM dan Badan Usaha di Sektor ESDM. Karena semakin banyak pihak yang menyadari kebutuhan menghadirkan Listrik Untuk Semua Kebijakan Berdampak Energi Berkeadilan.
Demikian, sekilas tentang Listrik Untuk Semua. Ini merupakan bukti nyata bahwa semakin banyak pihak yang berusaha untuk mewujudkan Kebijakan Berdampak demi mewujudkan Energi Berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Indah Berbagi Pasang Listrik Baru untuk Masyarakat Tak Mampu
Kokohnya Gunung Rinjani yang berpadu dengan berkah kekayaan alam dan budaya luhur menjadi bagian hidup bagi masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Barat, salah satunya Badut (65), yang tinggal bersama keluarganya di sebuah rumah bilik bambu ukuran 4x3 meter persegi di tengah kebun tembakau Dusun Dasan Tengak Ameng, Desa Bangket Parak, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.
Berbeda dengan rata-rata rumah lain di desa itu yang telah permanen, rumah Badut jauh dari kata layak. Selain fisik bangunan, hal lain yang membedakan dengan sekelilingnya adalah tidak adanya sambungan listrik di rumah Badut. Sebagian rumah tangga belum berlistrik merupakan rumah yang aksesnya sulit ditembus karena bentang geografisnya, sementara sebagian lainnya merupakan rumah tangga yang dekat dengan jaringan PLN, namun tergolong miskin dan tidak mampu untuk mengalokasikan biaya pemasangan jaringan listrik PLN, rumah Badut salah satunya.
“Jika rumah tangga tersebut dibiarkan tidak teraliri listrik akan menjadi tantangan sosial yang sangat besar, karena aliran dan kabel listrik sudah ada di depan rumah warga namun mereka tidak dapat menikmati listrik karena tidak mampu bayar biaya sambung listrik,” ungkap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan pada berbagai kesempatan.
Pemerintah pun tak tinggal diam. Di tengah upaya masif meningkatkan rasio elektrifikasi, bersama kepedulian badan usaha sektor dan seluruh pegawai Kementerian ESDM memberikan bantuan pasang listrik baru bagi masyarakat yang tidak mampu, termasuk untuk rumah Badut.
Mengetahui bahwa dirinya menerima sambungan listrik gratis, Badut tak bisa menahan bahagianya, banyak hal yang akan dilakukannya saat listrik telah tersambung, termasuk belajar hal baru. "Dulu saya tidak ada kegiatan (malam hari), tidur saja. Pagi hari sebelum pergi membantu tetangga, saya cari rumput untuk makan kambing, sudah itu saja. Sekarang saya coba (kegiatan) yang baru, mungkin mulai belajar potong besi," ungkapnya dalam Bahasa Sasak. Selain itu, kini ia pun dapat bercengkrama dengan kelima cucu yang berkunjung ke rumahya di malam hari.
Melalui #KESDMPeduli, hingga akhir September 2019, tercatat 328.489 sambungan baru listrik gratis telah disalurkan kepada mereka yang membutuhkan, tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. Bantuan pasang baru listrik ini berupa instalasi listrik 450 VA dengan 2 titik lampu dan 1 kotak kontak, termasuk biaya penyambungan, biaya instalasi, biaya penerbitan Sertifikat Laik Operasi (SLO) dan voucher perdana. Total biaya yang diperlukan sekitar Rp 700.000 per rumah.
Bantuan pasang baru listrik adalah salah satu dari sekian upaya pemerataan akses listrik ke seluruh nusantara. Percepatan 35.000 Mega Watt (MW) terus dilanjutkan, pengembangan potensi energi terbarukan setempat terus digarap, sementara untuk menjangkau masyarakat di daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal), Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) dibagikan. Semuanya untuk satu tujuan, memberikan akses listrik yang terjangkau ke seluruh pelosok negeri, mewujudkan #EnergiBerkeadilan di seluruh Indonesia. Kementerian ESDM mencatat hingga bulan Agustus 2019, sebanyak 98,8% rumah tangga di Indonesia sudah dapat menikmati listrik. Dengan bantuan semua pihak, diharapkan 100% masyarakat Indonesia sudah menikmati listrik pada akhir tahun 2020.
Sumber : Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerjasama Kementrian ESDM didukung oleh Tim Komunikasi Pemerintah Kementerian Komunikasi dan Informatika.